WFH Bikin Stress? Simak 5 Strategi Digital Detox untuk Hidup Lebih Seimbang - Digital Detox

WFH Bikin Stress? Simak 5 Strategi Digital Detox untuk Hidup Lebih Seimbang - Digital Detox

Digital detox, yaitu mengurangi atau menghentikan sementara penggunaan perangkat digital pemicu stres demi kesejahteraan.

Sering kali, praktik ini sulit bagi pekerja (WFH) yang sangat bergantung pada teknologi. 

Padahal, menurut data Kementrian Tenaga Kerja, ada sekitar 30% tenaga kerja formal 2024 yang beralih ke model kerja WFH

Hidup sejahtera dan seimbang jadi tantangan baru bagi pekerja yang baru meniti karir di bidang ini.

Untuk mencapainya, kamu perlu mengikuti lima strategi digital detox dan WFH berikut, agar hidup lebih teratur dan jauh dari burn out.

1. Tetapkan Batas Waktu Penggunaan Teknologi

Buat jadwal menggunakan perangkat digital yang jelas.

Misalnya, tetapkan jam kerja inti (08.00–17.00) untuk email, rapat virtual, dan tugas, lalu hindari perangkat digital setelah jam tersebut.

Gunakan fitur seperti "Do Not Disturb" di ponsel atau aplikasi seperti Freedom untuk memblokir notifikasi.

2. Ciptakan Ruang Kerja dan Non-Digital Terpisah

Pisahkan area kerja dari ruang non-digital untuk relaksasi. 

Selamadigital detox, hindari ruang kerja dan ganti aktivitas digital dengan kegiatan offline seperti membaca buku, meditasi, atau berkebun. 

Manfaatnya adalah pemisahan mental antara kerja dan kehidupan pribadi, yang dapat meningkatkan fokus hingga 15% selama jam kerja. 

Tantangannya adalah keterbatasan ruang di rumah, terutama di perkotaan seperti Jakarta, dan godaan untuk memeriksa gadget saat waktu istirahat.

3. Prioritaskan Kegiatan Offline Selama Digital Detox

Rencanakan kegiatan offline yang bermakna selama digital detox, seperti olahraga, memasak, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Misalnya, lakukan yoga 30 menit setelah jam kerja atau jalan-jalan sore tanpa ponsel.

Aktivitas ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental, lho. 

Tantangannya adalah sulitnya memulai kebiasaan baru dan potensi gangguan dari tanggung jawab rumah tangga selama WFH.

4. Gunakan Teknologi untuk Mendukung Digital Detox

Manfaatkan produk teknologi untuk membatasi penggunaan digital yang berlebihan. 

Aplikasi seperti Forest atau Focus@Will membantu menjaga fokus dengan memblokir situs yang mengganggu.

Kamu juga bisa menjadwalkan email otomatis untuk memberi tahu klien bahwa kamu sedang offline setelah jam tertentu. 

Manfaatnya adalah kontrol yang lebih baik atas kebiasaan digital tanpa mengorbankan produktivitas. 

Tantangannya adalah ketergantungan pada disiplin pribadi untuk mematuhi batasan ini dan potensi miskomunikasi dengan tim jika respons tertunda.

5. Komunikasikan Batasan dengan Tim dan Klien

Jelaskan kepada atasan, rekan kerja, atau klien tentang jadwal digital detox kamu untuk mengelola ekspektasi. 

Misalnya, beri tahu tim bahwa kamu bisa gabung zoom meeting di waktu tertentu saja. 

Kalau pakai Slack, kamu bisa gunakan status "away" buat mengabarkan ke tim.

Manfaatnya adalah bekerja dan hubungan kerja bisa lebih sehat dan pengurangan tekanan untuk selalu online, dapat meningkatkan kepuasan kerja hingga 18%.

Tantangannya adalah resistensi dari budaya kerja yang mengharapkan respons cepat dan kebutuhan untuk menegosiasikan batasan dengan atasan.

Mengapa Menyeimbangkan Digital Detox dan WFH Penting?

WFH meningkatkan paparan layar hingga rata-rata 10–12 jam/hari, yang dapat menyebabkan kelelahan digital, penurunan produktivitas, dan masalah kesehatan seperti gangguan tidur atau nyeri mata. 

Digital detox membantu mengurangi dampak ini, meningkatkan fokus, dan mendukung kesehatan mental. 

Namun, tanpa strategi yang tepat, digital detox dapat mengganggu tanggung jawab WFH, terutama di industri yang menuntut konektivitas konstan seperti teknologi atau pemasaran digital.

Tips untuk Sukses

1. Mulai Dulu Saja

Coba digital detox 1–2 jam/hari, misalnya setelah jam kerja, dan tingkatkan durasinya secara bertahap.

2. Gunakan alat bantu

Atur pengingat di kalender untuk memulai dan mengakhiri sesi detox.

3. Libatkan keluarga

Dorong anggota keluarga untuk ikut offline bersama, seperti malam tanpa gadget.

4. Evaluasi rutin

Tinjau dampak digital detox terhadap produktivitas dan kesejahteraan setiap bulan.

5. Cari dukungan

Bergabung dengan komunitas WFH di LinkedIn atau grup lokal untuk berbagi tips.

Menyeimbangkan digital detox dan WFH sangat mungkin dilakukan dengan menetapkan batasan waktu, menciptakan ruang terpisah, memprioritaskan kegiatan offline, menggunakan teknologi secara bijak, dan mengkomunikasikan tujuan kamu dengan cara yang baik.

Mulai dari matikan notifikasi setelah jam kerja dan jadwalkan malam tanpa gadget. 

Dengan komitmen dan disiplin, kamu bisa memanfaatkan fleksibilitas WFH tanpa mengorbankan kesejahteraan, menjadikan 2025 sebagai tahun di mana kamu bisa bekerja cerdas dan hidup lebih seimbang.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال